Sunday, October 10, 2010

Iri untuk Bangkit

Kabarku, masih terjerembab dalam kegalauan. Masih belajar meramu kata dengan menyelaminya. Kemajuanku, tak lebih dari se-inchi. Kosakata metafora bertambah tapi penulisan masih terlalu hambar. Fiuuhhh...

Sejujurnya, aku iri melihat mereka yang bisa memainkan kata dengan cantik dan mengalir. Aku iri dan takjub dengan mereka yang kaya akan metafora dan pandai merangkainya, dengan gaya khasnya masing-masing. Kapan ya aku bisa seperti mereka ? Semoga bisa secepatnya. Amiin. Hehee..

Teman-temanku pun juga semakin pandai, hanya saja mereka terlalu meniru gaya penyair favoritnya. Hasan Aspahani. Beliau juga favoritku dan aku sangaaatt terpesona dengan kemampuannya berpuisi. Apalagi, beliau penyair otodidak waawwawawaa itu yang membuatku semangat untuk jadi seperti beliau tapi tetap jadi diriku sendiri. Beliau inspiratif tapi bukan untuk dijiplak habis. Ini pula yang mendorongku untuk mengingatkan teman-teman lain agar mereka percaya diri dengan tampilan mereka sendiri. Mereka sudah punya modal bagus, mengapa tak berani keluar dari bayang-bayang orang lain ?

Aku, terlalu jauh rasanya meniru gaya Hasan Aspahani. Kurasa juga kurang cocok dengan karakterku, mungkin karena masih kelas amatir. Aku lebih menyukai Sihirhujan/Sumarno dan Eswlie. Mereka berdua mungkin tak seterkenal Hasan Aspahani tapi aku menyukai gaya puisi mereka. Ya, semua berawal dari Twitter. Perkembangan terbaru puisi pun aku ikuti di sini. Dan sekarang, aku sedang berencana mencoba haiku. Sepertinya, cocok dengan keinginan karakterku tapi.. Agaknya juga susah. Bila belum coba, mengapa harus putus asa dulu tho ? Jadi, yah mulai mengotak atik sajalah.
^_^